Posted by DKT RISET PEMASARAN on Thursday, October 2, 2014
Enam tahun setelah krisis finansial global di 2008, Burson-Marsteller
(BM), sebuah perusahaan komunikasi strategis global yang berpusat di
New York, bekerja sama dengan CNBC, salah satu kantor berita kenamaan
Amerika Serikat, mengadakan survei untuk melihat pandangan masyarakat
dunia mengenai perusahaan dari berbagai aspek.
“Tahun ini untuk pertama kalinya melakukan survei global bersama
CNBC, untuk melihat persepsi masyarakat umum untuk perusahaan seluruh
dunia. Ini survey yang paling besar dilakukan secara global dengan
responden 27 ribu orang,” ujar Mayang Schreiber, CEO and Market Leader
Burson-Marsteller.
Mayang mengatakan, tujuan utama dari survei ini adalah untuk melihat
bagaimana kinerja dan partisipasi aktif dari perusahaan secara global
terhadap masyarakat. “Kami menggandeng CNBC, untuk meyakinkan kita
menggunakan metodologi yang tepat dengan data valid,” ungkapnya. (Baca Juga : Metode Serta Macam2 Penelitian)
Survey ini dilakukan di 25 negara, di antaranya Amerika, Singapura,
Rusia, Indonesia, Brazil, Jerman, Hong Kong, Polandia, Prancis, Inggris,
Korea Selatan, Afrika Selatan, dan lain-lain.
Menurut survei tersebut, masyarakat umum di negara berkembang masih
melihat perusahaan dengan perspektif lebih positif daripada masyarakat
umum di negara maju.
Ekspektasi dari masyarakat umum terhadap
perusahaan, perusahaan memberikan dampak positif, yaitu memberikan
lapangan pekerjaan, mengembangkan perekonomian, menyediakan pelatihan
tenaga kerja.
Tetapi, walaupun perusahaan diharapkan menciptakan pertumbuhan
ekonomi, 43% masyarakat Indonesia masih percaya bahwa pemerintahlah yang
seharusnya bertanggung jawab atas hal tersebut.
Berbeda dengan pandangan di kebanyakan negara berkembang dan negara
maju lainnya, masyarakat Indonesia merasa bahwa perusahaan paling
berpengaruh dalam kehidupan.
“Di sini (Indonesia) ekspektasi terhadap perusahan berbanding lurus
dengan pengaruhnya perusahaan terhadap kehidupan sehari-hari,” jelas
Mayang.
Lalu, menurut hasil survei, masyarakat umum di Indonesia memandang
presiden sebagai tokoh yang paling berkuasa. Sedangkan yang yang paling
dihormati, masyarakat umum Indonesia lebih memilih pemuka agama. Hal
ini terlihat di dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia di mana
pemuka agama memang selalu dijadikan acuan untuk belajar ataupun
mencari saran yang lebih baik untuk kehidupan.
Setelah itu, membahas masalah karier dan persiapan kerja, masyarakat
Indonesia lebih memilih untuk mendapatkan pelatihan kerja (49%) daripada
pendidikan (48%). Sedangkan di karir, masyarakat tanah air lebih
memilih untuk berwirausaha (67%) daripada bekerja untuk beberapa
perusahaan (12%).
“Kita lihat dari angka-angka tadi, Indonesia masih positif trennya.
Ketergantungan dengan pemerintahnya ada, tapi tidak sebesar yang dulu,
dan banyak orang Indonesia yang ingin menggerakan perusahaan sendiri,”
tutup Mayang. (Baca Juga : Pentingnya Segmentasi Pasar)
Perlu Riset Pemasaran
Hubungi Kami di 0822,2043.6210 - 0858.8255.2064